"Muhammad adalah seorang poligamis dan pefodil karena ia memiliki sembilan istri, salah satunya berusia sembilan tahun, itu adalah fakta sejarah," ujar Santanche.
Seorang mantan anggota parlemen untuk Partai Aliansi Nasional pasca-fasis, Santanche kini memimpin Partai La Destra ekstrem kanan.
Kontan pernyataannya itu membakar Schwaima dan kaum Muslim yang ada di antara penonton, yang diundang untuk ikut serta dalam perdebatan tentang isu meletakkan salib di kelas-kelas sekolah Italia setelah larangan yang dikeluarkan oleh Pengadilan HAM Eropa minggu lalu.
"Mengapa kita tidak membicarakan hal-hal yang serius, bukan komentar Anda yang menjijikkan itu," serunya pada Santanche.
Santanche membalas seruan tersebut, "Bagi kami, Muhammad adalah seorang pedofil."
"Anda hanya memperlihatkan ketidakpedulian orang-orang seperti Anda yang tidak memiliki argumen lain untuk digunakan," ujar Schwaima sambil mengarahkan telunjuknya pada Santanche.
Ia mengklaim bahwa salib tidak perlu dikeluarkan dari ruang kelas sekolah Italia.
"Bagi kami, Yesus adalah salah satu dari lima Nabi utama dan kami menghormatinya, seperti halnya salib."
Namun Santanche tidak puas dengan pernyataan Schwaima.
"Kami tidak akan pernah mendengarkan Muhammad, yang seorang poligamis dan pedofil," ujar Santanche.
"Saya dan para staf tidak ada kaitannya dengan komentar-komentar yang menyinggung Islam itu," ujar presenter Domenica Cinque, Barbara DUrso, dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan setelah program itu selesai.
Santanche mencalonkan diri untuk Majelis Rendah parlemen mewakili Partai La Destra dalam pemilu tahun lalu. Namun partai itu gagal meraih threshold 4% yang diperlukan untuk pemilihan parlemen.
Tahun lalu, Santanche berada di antara pemrotes sayap kanan yang menentang perubahan bekas velodrom (arena balap sepeda) menjadi sebuah Masjid di Milan.
Ia menentang para Muslimah mengenakan jilbab di italia dan telah menyerukan sebuah referendum untuk membuka kembali rumah bordil di negara tersebut