SUATU kampanye untuk mendorong pria Afrika berkhitan untuk mencegah infeksi HIV mendapat dukungan besar dari tiga studi baru yang diungkapkan di forum AIDS dunia yang digelar di Roma, Rabu.
Kasus-kasus baru HIV di antara pria turun dengan angka mengejutkan sebesar 76 persen setelah suatu program khitan diluncurkan di sebuah perkotaan Afrika Selatan, lapor para periset.
Jika tidak ada dilakukan khitan, angka infeksi baru di antara semua populasi, gabungan pria dan wanita, akan lebih tinggi 58 persen.
“Studi ini merupakan suatu hasil fantastis yang menelan biaya 40 euro (56 dolar), membutuhkan waktu 20 menit dan hanya dilakukan sekali seumur hidup,” ungkap David Lewis dari Society for Family Health di Johannesburg dan University of the Witwatersrand, Afrika Selatan.
Khitan pria, suatu operasi yang kini digalakkan di Afrika untuk membantu menyegah infeksi HIV, menambah besar kenikmatan seksual pria. Itu menurut sebuah studi yang disampaikan dalam konferensi pengobatan AIDS di ibukota Italia.
Penelitian itu merupakan salah satu riset atas berbagai dampak medis dan psikologis dari kampanye khitan yang kini berkembang pesat.
Para periset di University of Makerere di Uganda mewawancarai 316 pria, rata-rata berusia 22 tahun, yang telah dikhitan antara Pebruari dan September 2009.
Sebulan setelah operasi itu, 82,3 persen mengaku mereka sangat puas dengan operasi tersebut dan 17,7 persen mengatakan mereka puas.
Setahun setelah operasi itu, 220 dari para relawan tadi mengemukakan mereka aktif secara seksual dan seperempat dari mereka mengatakan pakai kondom.
Sebanyak 87,7 persen menuturkan mereka merasa lebih mudah mencapai orgasme setelah dikhitan, dan 92,3 persen bilang mereka mengalami kenikmatan seksual lebih besar.
Sembilan dari 10 orang menyebut senang dengan rupa penis mereka — dan lebih 95,4 persen menuturkan mereka yakin mitra mereka juga puas dengan penampilan alat vital itu.
Data itu disampaikan oleh para periset dalam sebuah sesi poster di konferensi empat hari tadi yang membahas berbagai aspek ilmiah dan medis dari wabah HIV/AIDS dunia.
Data tadi memperbarui temuan-temuan sebelumnya pria bersunat menemukan kenikmatan seksual lebih besar, sehingga dengan begitu meringankan salah satu kendala mental terhadap kampanye tadi.
Pada tahun 2006, berbagai pengujian di Kenya, Uganda dan Afrika Selatan menemukan penyingkiran ujung kulit itu mengurangi lebih dari separuh risiko pria terinfeksi HIV (human immunodeficiency virus).
Studi baru tersebut dilakukan antara tahun 2007 dan 2010 di Orange Farm, perkotaan yang berpenduduk 110.000 orang dewasa, tempat lebih 20.000 khitan dilakukan khususnya dalam kelompok usia 15-24 yang paling aktif secara seksual.
Manfaat
Analisis jangka panjang menemukan manfaat itu bahkan jauh lebih besar daripada perkiraan semula, dengan penurunan risiko sekira 60 persen.
Setelah memikirkan berbagai risiko dan manfaatnya, para pengamat kesehatan melakukan kampanye khitan di 13 negara sub-Sahara yang terpukul keras HIV.
Para pendukung menyebut khitan “vaksin operasi,” seraya menggambarkannya sebagai bentuk pencegahan yang murah tapi efektif.
Khitan pria tidak menurunkan risiko bagi wanita yang berhubungan intim dengan seorang pria terinfeksi HIV.
Namun, wanita mendapatkan keuntungan tidak langsung dan statistik. Semakin sedikitnya pria terjangkiti HIV maka tambah kecil risiko bagi wanita.
Selain itu, manfaat protektif dari khitan terhadap kaum heteroseksual pria tampaknya tak didapatkan pada kalangan homoseksual pria, ujar riset tadi.
Afrika sub-Sahara dihuni oleh dua pertiga dari 33 juta orang yang terinfeksi HIV. Terhitung mulai pertengahan 2010, sekira 175.000 khitanan telah dilakukan di 13 negara yang dianggap prioritas, ujar UNAIDS, badan PBB yang menangani wabah AIDS.
Teori di balik keefektifan khitan itu adalah bagian dalam dari kulit ujung tersebut merupakan titik masuk yang mudah bagi HIV. Tempat itu penuh dengan apa yang disebut sel-sel Langerhans, jaringan yang mudah dilekati dan diterobos virus AIDS.
“Sains kini membuktikan bahwa kami ada pada titik penyeimbang epidemi tersebut,” tegas Michael Sidibe, direktur eksekutif UNAIDS.
Penggalakan khitan sukarela di antara pria muda di berbagai tempat dengan prevalensi HIV akan membantu mencapai sasaran PBB mengurangi separuh penularan penyakit seksual pada 2015, tegas pakar tadi.