Syair tidak semata-mata rangkaian kata-kata indah hasil dari kreatifitas merangkai kata dan berimajinasi, tapi ia juga merupakan cara seseorang untuk menyatakan perasaan dan pemikirannya tentang masyarakat. Dengan kata lain, syair berfungsi tidak sekedar untuk hiburan, tetapi juga pengajaran dan pewarisan nilai-nilai yang bekerja dan berkembang dalam masyarakat.
Demikian juga dengan sebuah syair karangan Raja Ali Haji yang berjudul Syair Nasehat Kepada Anak. Syair ini membicarakan tentang nasehat seorang ayah kepada anaknya. Raja Ali Haji telah memberikan gambaran yang jelas mengenai keadaan atau lingkungan masyarakat yang akan ditempuh si anak. Berbagai kata-kata yang berbentuk nasehat, ingatan, dan pedoman, serta ibarat telah dinyatakan dalam syair tersebut.
Secara garis besar, ada lima nasehat yang disampaikan oleh Raja Ali Haji dalam syair ini, yaitu: (1) Kepemimpinan. Menurut syair ini, seorang pemimpin harus memiliki kemampuan untuk mengontrol, kreatif, cerdas, tegas, percaya diri, dan bertanggung jawab. (2) Etika (akhlak). Seorang Muslim harus mempunyai akhlak yang baik, seperti menjaga perkataan, menghargai orang lain, dan menghormati guru. (3) Pandai menempatkan diri. Seseorang akan berhasil dalam hidupnya jika ia mampu menempatkan dirinya secara benar sesuai dengan perannya masin-masing. (4) Senantiasa menuntut ilmu. Orang berilmu, maka ia akan menjadi orang yang rendah hati, tidak takabur, dan keberadaannya senantiasa membawa kebaikan baik bagi dirinya maupun untuk orang lain. (5) Mengendalikan hawa nafsu. Hawa nafsu merupakan potensi yang diberikan Tuhan untuk mendukung kehidupan seorang insan. Jika mampu dikendalikan, maka hawa nafsu akan menjadi pendorong untuk berbuat kebajikan. Tetapi jika tidak, maka ia akan menjadi spirit pengrusak. Oleh karenanya, setiap insan harus mengisi rohaninya dengan ajaran agama, melakukan amal kebajikan, dan mencegah kemungkaran.
Adapun teks dari Syair Nasehat Kepada Anak* adalah sebagai berikut:
Dengarkan tuan ayahanda berperi,
Kepada anakanda muda bestari,
Jika benar kepada diri,
Masihat kebajikan ayahanda beri
Kepada anakanda muda bestari,
Jika benar kepada diri,
Masihat kebajikan ayahanda beri
.
Ayuhai anakanda muda remaja,
Jika anakanda mengerjakan raja,
Hati yang betul hendaklah disahaja,
Serta rajin pada bekerja.
Jika anakanda mengerjakan raja,
Hati yang betul hendaklah disahaja,
Serta rajin pada bekerja.
Mengerjakan gubernemen janganlah malas,
Zahir dan batin janganlah culas,
Jernihkan hati hendaklah ikhlas,
Seperti air di dalam gelas.
Zahir dan batin janganlah culas,
Jernihkan hati hendaklah ikhlas,
Seperti air di dalam gelas.
Jika anakanda menjadi besar,
Tutur dan kata janganlah kasar,
Janganlah seperti orang sasar,
Banyaklah orang menaruh gusar.
Tutur dan kata janganlah kasar,
Janganlah seperti orang sasar,
Banyaklah orang menaruh gusar.
Tutur yang manis anakanda tuturkan,
Perangai yang lembut anakanda lakukan,
Hati yang sabar anakanda tetapkan,
Kemaluan orang anakanda fikirkan.
Perangai yang lembut anakanda lakukan,
Hati yang sabar anakanda tetapkan,
Kemaluan orang anakanda fikirkan.
Kesukaan orang anakanda cari,
Supaya hatinya jangan lari,
Masyurlah anakanda dalam negeri,
Sebab kelakuan bijak bestari.
Supaya hatinya jangan lari,
Masyurlah anakanda dalam negeri,
Sebab kelakuan bijak bestari.
Nasehat ayahanda anakanda fikirkan,
Keliru syaitan anakanda jagakan,
Orang berakal anakanda hampirkan,
Orang jahat anakanda jauhkan.
Keliru syaitan anakanda jagakan,
Orang berakal anakanda hampirkan,
Orang jahat anakanda jauhkan.
Setelah orang besar fikir yang karu,
Tidak mengikut pengajaran guru,
Tutur dan kata haru-biru,
Kelakuan seperti anjing pemburu.
Tidak mengikut pengajaran guru,
Tutur dan kata haru-biru,
Kelakuan seperti anjing pemburu.
Tingkah dan laku tidak kelulu,
Perkataan kasar keluar selalu,
Tidak memikirkan orang empunya malu,
Bencilah orang hilir dan hulu.
Perkataan kasar keluar selalu,
Tidak memikirkan orang empunya malu,
Bencilah orang hilir dan hulu.
Itulah orang akalnya kurang,
Menyangka diri pandai seorang,
Takbur tidak membilan orang,
Dengan manusia selalu berperang.
Menyangka diri pandai seorang,
Takbur tidak membilan orang,
Dengan manusia selalu berperang.
Anakanda jauhkan kelakukan ini,
Sebab kebencian Tuhan Rahmani,
Jiwa dibawa ke sana sini,
Tiada laku suatu dewani.
Sebab kebencian Tuhan Rahmani,
Jiwa dibawa ke sana sini,
Tiada laku suatu dewani.
Setengah yang kurang akal dan bahasa,
Sangatlah gopoh hendak berjasa,
Syarak dan adat kurang periksa,
Seperti harimau mengejar rusa.
Sangatlah gopoh hendak berjasa,
Syarak dan adat kurang periksa,
Seperti harimau mengejar rusa.
Ke sana ke mari langgar dan rampuh,
Apa yang terkena habislah roboh,
Apa yang berjumpa lantas dipelupuh,
Inilah perbuatan sangat ceroboh.
Apa yang terkena habislah roboh,
Apa yang berjumpa lantas dipelupuh,
Inilah perbuatan sangat ceroboh.
Patut juga mencari jasa,
Kepada raja yang itu masa,
Tetapi dengan budi dan bahasa,
Supaya negeri ramai temasya.
Kepada raja yang itu masa,
Tetapi dengan budi dan bahasa,
Supaya negeri ramai temasya.
Apabila perintah lemah dan lembut,
Semua orang suka mengikut,
Serta dengan malu dan takut,
Apa-apa kehendak tidak tersangkut.
Semua orang suka mengikut,
Serta dengan malu dan takut,
Apa-apa kehendak tidak tersangkut.
Jika mamerintah dengan cemeti,
Ditambah dengan perkataan mesti,
Orang menerimanya sakit hati,
Barangkali datang fikir hendak mati.
Ditambah dengan perkataan mesti,
Orang menerimanya sakit hati,
Barangkali datang fikir hendak mati.
Inilah nasehat ayahanda tuan,
Kepada anakanda muda bangsawan,
Nafsu yang jahat anakanda lawan,
Supaya kita jangan tertawan.
Kepada anakanda muda bangsawan,
Nafsu yang jahat anakanda lawan,
Supaya kita jangan tertawan.
Habislah nasehat habislah kalam,
Ayahanda memberi tabik dan salam,
Kepada Orang Masihi dan Islam,
Mana-mana yang ada bekerja di dalam.
Ayahanda memberi tabik dan salam,
Kepada Orang Masihi dan Islam,
Mana-mana yang ada bekerja di dalam.
(Raja Ali Haji)
Demikianlah Syair Nasehat Kepada Anak karya Raja Ali Haji. Keberadaan syair tersebut akan memberikan manfaat jika kita senantiasa mengkaji dan mempelajarinya, serta mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi jika hanya dibaca dan dibaca, syair tersebut tidak lebih dari sekedar rajutan kata-kata indah yang tiap baitnya terdiri dari empat baris.