Indonesia memiliki banyak potensi wisata alam, salah satunya adalah tempat wisata Bledug Kuwu yang terletak di daerah Kabupaten Purwodadi Propinsi Jawa Tengah.
Jika di Amerika Serikat terdapat SALT LAKE ( padang garam ) yang berasal dari pendangkalan laut yang berubah menjadi daratan yang luas, di Purwodadi, Jawa Tengah terdapat dangkalan laut sekaligus merupakan keajaiban alam yang tidak dimiliki oleh negara – negara lain, namanya “bledug kuwu”. Lokasi ” bledug kuwu ” tepatnya berada di desa Kluwu kecamatan Kradenan Kabupaten Grobogan Jawa Tengah.
Bledug Kuwu adalah sebuah kawah lumpur (mud volcano) yang terletak di Desa Kuwu, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan, Propinsi Jawa Tengah. Tempat ini dapat ditempuh kurang lebih 28 km ke arah timur dari kota Purwodadi. Bledug Kuwu merupakan salah satu obyek wisata andalan di daerah ini, selain sumber api abadi Mrapen, dan Waduk Kedungombo. Obyek yang menarik dari bledug ini adalah letupan-letupan lumpur yang mengandung garam dan berlangsung terus-menerus secara berkala, antara 2 dan 3 menit.
Suaranya yang secara periodik meletupkan bunyi bledug ( seperti meriam ) dari gelembung lumpur bersamaan dengan keluarnya asap, gas dan air garam. Melalui proses tersebut menjadikan daratan bledug yang dulunya berada di dasar laut, sekarang menjadi daratan dengan ketinggian kurang lebih 53 meter dari permukaan laut. Luas arealnya 45 Ha dengan suhu minimum 31 derajat celcius.
Untuk menuju lokasi tempat wisata “bledug kuwu” kita harus menepuh jalan darat dari Semarang melalui Purwodadi sampai di desa Kluwu. Sepanjang perjalanan kita dapat menyaksikan pemandangan alam berupa hamparan sawah yang hijau dan langit yang biru. Pemandangan bukit – bukit yang indah sepanjang perjalanan menuju “bledug kuwu” juga membuat perjalanan kita tidak membosankan.
Sesampai di “bledug kuwu”, ada perbedaan yang sangat berbeda, jika selama perjalanan kita disuguhi pemandangan alam yang indah dan subur, di “bledug kuwu” lokasinya tandus, panas dan tidak subur, tapi hal ini juga merupakan daya tarik tersendiri. Selain menikmati keindahan “bledug kuwu” di tempat ini banyak terdapat beberapa penduduk yang mencari nafkah dari “bledug kuwu” dengan memanfaatkan sumber “bledug kuwu” menjadi garam dapur. Kemasyuran rasa garam “bledug kuwu” tercatat didalam sejarah keraton Surakarta. Hal ini dapat dibuktikan melalui berbagai keterangan dari masyarakat sekitarnya. Didaerah ini terdapat gunungan – gunungan kecil yang puncaknyanya mengeluarkan lumpur berwarna kekuning kuningan.
“Bledug kuwu” mempunyai keistimewaan tersendiri, berdasarkan peta geologi Dr.AJ Panekoek, bahwasanya tanah – tanah yang ada bledugnya adalah jenis Alvuial Plains(tanah endapan atau tanah mengendap) bersamaan dengan meletupnya bledug, keluarlah uap, gas dan garam. Suara bledug terjadi dari muntahnya lumpur dari kawah. Lumpur yang keluar berwarna kelabu atau kelabu kehitam – hitaman, tetapi akan berwarna putih jika dicampur dengan air dan jika diendapkan akan air endapan “bledug kuwu” adalah tanah kapur dan tepat sekali jika disitu dulunya laut kemudian menjadi daratan, karena erosi dari gunung kapur sudah tentu endapannya mengandung kapur.
Menurut cerita turun temurun yang beredar di kalangan masyarakat setempat, Bledug Kuwu terjadi karena adanya lubang yang menghubungkan tempat itu dengan Laut Selatan (Samudera Hindia). Konon lubang itu adalah jalan pulang Joko Linglung dari Laut Selatan menuju kerajaan Medang Kamulan setelah mengalahkan Prabu Dewata Cengkar yang telah berubah menjadi buaya putih di Laut Selatan. Joko Linglung konon bisa membuat lubang tersebut karena dia bisa menjelma menjadi ular naga yang merupakan syarat agar dia diakui sebagai anaknya Raden Aji Saka
Sumber: http://id.shvoong.com/travel/destination/1990811-wisata-bledug-kuwu/#ixzz1Oh3DSXKj