Forum Kaskus, misalnya, memunculkanthread yang mempertanyakan pengembangan situs tersebut. Diketahui situs Salingsapa itu dibuat menggunakan produk bernama JCow.
Yan Harlan, ayah dari Muhammad Yahya Harlan menjelaskan permasalahannya.
"Memang itu dari CMS tertentu, tapi kita beli lisensinya. Dan dalam aturannya, kalau kita beli lisensinya kita diberi kebebasan untuk mencantumkan atau tidak," katanya.
Dalam aturan lisensi di JCow, saat ditelusuri, memang disebutkan bahwa kata-kata 'powered by JCow' boleh dihilangkan bagi mereka yang membeli lisensi piranti lunak ini.
Yan juga menambahkan, dengan dibelinya lisensi tersebut maka pembeli bebas mengkreasikan source tersebut.
"Ibarat membeli daging kambing, kita tahu seperti apa rasanya. Tapi kita bisa mengolahnya menjadi apa saja," katanya mencontohkan.
'Semoga Tidak Patah Semangat'
Saat ini dalam situs tersebut sudah dicantumkan kalimat "implementation by". Dengan pencantuman tersebut Yan berharap kontoversi yang cenderung menghakimi anaknya bisa segera berakhir.
Pasalnya bukan hanya di forum-forum diskusi yang beredar di internet, kalimat-kalimat cacian dan hujatan juga dituliskan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab ke dalam situs salingsapa.
"Dia masih anak kecil. Tidak seperti orang dewasa yang mungkin bisa mengerti. Mudah-mudahan ini tidak mematahkan semangatnya," harapnya.
Walaupun menuai kecaman, namun dukungan terhadap jejaring sosial islami ini pun mengalir deras. Tak sedikit pula yang membela bocah kelas 1 SMP ini. Baik di komentar berita, forum diskusi ataupun di situs salingsapa.
"Nanti biar dia (Yahya - red) tenang dulu sehingga dia bisa mengklarifikasi," tukasnya.
Tapi bukan jagoan jika itu mematahkan semangat. Kecaman-kecaman tersebut malah membuat Yahya semakin termotivasi, Bahkan saat ini Yahya justru bersiap untuk berkarya lagi.
"Dia malah mau bikin yang lain. Dia mau bikin seperti YouTube katanya," ujar Yan Harlan, Ayah Yahya.
Yan pun berharap karya anaknya ini bisa dihargai dan diapresiasi dengan baik. Karena menurutnya motivasi awal anaknya membuat jejaring sosial islami karena prihatin melihat banyaknya konten-konten negatif yang ada di internet.
Di samping itu juga ingin menyebarkan kebaikan kepada semua orang. "Supaya makin banyak orang benar katanya," ungkap Yan.
Pada pertengahan Februari 2011, Salingsapa sudah diakses lebih dari 3 juta pengunjung. Padahal situs ini baru diluncurkan kurang lebih dua minggu.
"Sudah ada 78 negara yang mengakses. Indonesia paling banyak. Disusul Malaysia, Norwegia, Jepang dan beberapa negara lainnya," katanya.